Rabu, 02 Agustus 2017

A. PENGERTIAN PROTISTA MIRIP TUMBUHAN

Protista mirip tumbuhan uniseluler sering disebut juga sebagai fitoplankton, sedangkan Protista mirip tumbuhan multiselular sering disebut alga. Protista fotosintetik ini tersebar secara luas di lautan dan danau-danau. Walaupun sebagian termasuk organisme mikroskopik, organisme ini memiliki peran yang sangat penting. Fitoplankton di lautan menyumbangkan sekitar 70% dari semua aktivitas fotosintesis yang ada di muka bumi ini, yaitu menyerap karbon dioksida, mengisi atmosfer dengan oksigen, dan menyokong siklus kehidupan dalam jaring-jaring makanan dalam kehidupan air.


            Protista mirip tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum/klasifikasi, yaitu Euglenophyta, Chrysophyta, Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta (Dinoflagellata), Rhodophyta, Phaeophyta, dan Chlorophyta.

1. Euglenophyta

Contoh Euglenophyta


Filum Euglenophyta dinamai berdasarkan genus yang melimpah pada filum ini, yaitu Euglena . Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang memiliki flagela, vakuola kontraktil, stigma yang dapat menangkap cahaya (photoreceptive eyespot), dan kloroplas. Euglenophyta dapat hidup secara autotrof atau heterotrof. Beberapa jenis Euglena yang autotrof dapat menjadi heterotrof ketika tingkat cahaya rendah. Euglenophyta mengandung klorofil a dan b serta beberapa jenis karotenoid. Karbohidrat hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk paramilum. Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual melalui pembelahan biner.

2. Chrysophyta (Alga cokelat-keemasan)

Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, meskipun beberapa ada yang hidup di air laut. Alga kelompok ini mempunyai makanan yang disimpan sebagai laminarin, yaitu suatu polisakarida sebagai simpanan makanan pada alga ini, dan memiliki pigmen fotosintetik, yaitu klorofil c, klorofil a, xantofil, dan pigmen karoten.
Alga cokelat-keemasan memiliki variasi struktur dan bentuk. Sebagian tidak memiliki dinding sel dan dapat merayap seperti Amoeba. Sebagian lagi memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Biasanya, Alga cokelat-keemasan yang memiliki dinding sel pektin, memiliki dua flagel. Alga cokelat-keemasan memiliki klorofil a, klorofil b, pigmen karoten, dan pigmen fucoxanthin yang merupakan sumber warna keemasan alga ini. Contoh spesies anggota Chrysophyta adalah Dinobryon.


Contoh Chrysophyta (Alga Cokelat Keemasan)

3. Bacillariophyta (Diatom)


Anggota kelompok ini dapat hidup di air tawar dan air laut. Bacillariophyta memiliki makanan yang disimpan sebagai leukosin dan memiliki pigmen fotosintetik, yaitu klorofil a, klorofil c, xantofil, dan karoten.

Diatom menyekresikan dioksida silisium (disebut juga sebagai frustule) yang kemudian membentuk deposit fosil yang dikenal sebagai tanah diatom. Tanah diatom dapat digunakan sebagai bahan pembuat saringan dan sebagai bahan campuran penggosok. Beberapa anggota Chrysophyta merupakan organisme uniseluler dan sebagian hidup berkoloni. Umumnya berkembang biak secara aseksual, namun sebagian menghasilkan gamet dan melakukan reproduksi seksual.

Diatom dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pennalean yang mempunyai tubuh yang simetri bilateral dan bentuk tubuh yang panjang; kelompok centralean dengan simetri radial dan bentuk bulat gemuk. Diatom dapat juga digunakan sebagai indikator untuk kualitas air, pasta gigi, dan sebagai penunjuk usia fosil. Beberapa contoh spesiesnya, antara lain Rhaponeis sp., Triceratium pentacrinus, Arachnoidiscus ehrenbergi, dan Trinaria regina.


Contoh Bacillariophyta (Diatom)
Macam-macam kelompok diatom. (a) haponeis, (b) riceratium pentacrinus, (c) Arachnoidiscus ehrenbergi, dan (d) rinacria regina.

4. Pyrrophyta (Dinoflagellata)


Dinoflagellata diberi nama demikian karena pergerakan yang dibantu dua flagela mirip cambuk (dalam bahasa Latin, dino artinya pusaran air). Beberapa Dinoflagellata ditutup oleh membran sel, sedangkan lainnya ada yang ditutupi oleh dinding selulosa seperti halnya sel pada tumbuhan. Walaupun beberapa jenis Dinoflagellata hidup di air tawar, umumnya Dinoflagellata hidup di lautan contohnya Ceratium sp. Di lautan mereka adalah organisme yang penting sebagai makanan bagi organisme yang lebih besar. Di laut, banyak Dinoflagellata yang mengeluarkan cahaya (bioluminesens) berwarna hijau biru yang sangat indah pada malam hari.
Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Salah satu jenis Dinoflagellata. Ceratium, Dinoflagellata ini dapat menyebabkan gelombang merah yang mematikan ikan-ikan.



Klorofil hijau Dinoflagellata biasanya ditutup oleh pigmen merah yang membantu menangkap energi cahaya. Ketika air dalam keadaan hangat dan kaya akan nutrisi, populasi Dinoflagellata akan meledak. Jumlah Dinoflagellata akan sedemikian banyaknya sehingga air akan berwarna merah oleh warna dari tubuh. Peristiwa ini dikenal dengan gelombang merah (red tide).

Ketika terjadi gelombang merah, ribuan ikan mati lemas akibat insang mereka tersumbat atau kekurangan oksigen oleh miliaran Dinoflagellata yang mati dan membusuk. Akan tetapi, tiram dan remis “berpesta” dengan menyaring jutaan makanan mereka dari air. Dalam proses ini, tubuh mereka akan mengumpulkan racun saraf yang diproduksi Dinoflagellata dalam jumlah yang cukup besar. Jika manusia memakan Molusca tersebut, dapat mengakibatkan keracunan akibat akumulasi racun saraf Dinoflagellata.

5. Rhodophyta (Alga Merah)


Contoh Rhodophyta (Alga Merah)
a) Coralina dan (b) Chondrus merupakan contoh alga merah


Rhodophyta mempunyai pigmen berwarna merah (fikoeritrin) yang sangat banyak. Umumnya, Rhodophyta multiseluler, namun terdapat juga Rhodophyta yang uniseluler. Alga merah multiseluler umumnya makroskopis dan struktur tubuhnya menyerupai tumbuhan (talus). Talus pada Rhodophyta berupa helaian atau seperti tumbuhan. Siklus hidup Rhodophyta berbeda satu sama lain. Tidak seperti alga lainnya, Rhodophyta tidak memiliki fase berflagel dalam siklus hidupnya. Untuk kawin, gamet bergantung pada arus air. Banyak anggota Rhodophyta tubuhnya dilapisi kalsium karbonat, misalnya Coralina

6. Phaeophyta (Alga Kecokelatan)


Phaeophyta atau alga cokelat, umumnya terdiri atas organisme multiseluler yang hidup di laut dan mempunyai pigmen xantofil (pigmen warna cokelat). Phaeophyta bersifat autotrof dan menyimpan cadangan makanannya dalam laminarin. Perkembangbiakannya dilakukan secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora berflagel dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dilakukan dengan oogami atau isogami. Terdapat alga cokelat yang merupakan alga laut raksasa dan dapat mencapai panjang hingga lebih dari 100 meter. Alga cokelat digunakan sebagai makanan, pupuk, dan sebagai sumber pembuatan alginate atau bahan kosmetik.
Fucus serratus termasuk ganggang warna cokelat yang berdiferensiasi menjadi bentuk yang mengapung. Postelsia dan Sargassum merupakan contoh alga cokelat yang banyak dijumpai.


Contoh Phaeophyta (Alga Kecoklatan)
(a) Postelsia dan (b) Sargassum merupakan contoh alga cokelat

7. Chlorophyta (Alga Hijau)

Chlorophyta atau alga hijau mempunyai dinding sel, klorofil a, klorofil b, dan betakaroten, serta menyimpan produk hasil fotosintesisnya dalam bentuk pati (amilum). Alga hijau sudah tidak diragukan lagi sebagai nenek moyang dari tumbuhan. Alga hijau merupakan makhluk hidup uniseluler dan dapat berkoloni menjadi bentuk multiseluler sederhana.
Banyak spesies Chlorophyta uniseluler hidup sebagai plankton, mendiami tanah basah dan salju, atau bersimbiosis dengan organisme lain. Salah satu simbiosis mutualisme yang terkenal adalah simbiosis antara Chlorophyta dan Fungi (jamur), yang terkenal sebagai Lichenes (lumut kerak).

Chlorophyta paling sederhana adalah organisme satu sel dengan dua flagela, yaitu Chlamydomonas. Chlamydomonas dan Chlorophyta yang serupa dengannya merupakan bentuk awal dari alga hijau. Chlamydomonas hidup secara autotrof dengan kloroplas tunggal. Chlamydomonas juga mempunyai vakuola kontraktil dan pirenoid. Kelebihan gula hasil fotosintesis disimpan sebagai pati di sekitar pirenoid.


Contoh Chlorophyta (Alga Hijau)

B. PENGERTIAN PROTISTA MIRIP JAMUR

Protista adalah kelompok makhluk hidup eukariotik (memiliki dinding sel) yang tidak termasuk kedalam kingdom Fungi (Jamur). Protista memiliki ciri – ciri yang mirip dengan jamur, contohnya adalah morfologi dan cara reproduksinya. Protista kelompok ini dan jamur sama – sama hidup di tempat yang lembab. Juga hasil perkembangbiakan keduanya secara aseksual akan menghasilkan spora. Juga sama – sama tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof (mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain).  

Perbedaan Protista Mirip Jamur dengan Jamur Sejati :
  • Zigot protista mirip jamur dapat bergerak dengan menggunakan flagella atau kontraksi sel (Zigot bersifat motil) sedangkan pada jamur sejati zigotnya cenderung tidak bergerak (imotil).
  • Dinding sel protista mirip jamur (Filum Oomycota) disusun oleh selulosa, sedangkan pada jamur sejati disusun oleh zat kitin.
  • Protista mirip jamur memiliki struktur membran yang lebih mirip dengan ganggang.

1. Myxomycota (Jamur Lendir Plasmodium)

Myxomycota disebut juga jamur lendir plasmodial. Semua anggota Myxoycota bersifat heterotrof karena tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga tidak mampu menghasilkan makanan sendiri. Biasanya jamur lendir plasmodium memiliki pigmen warna yang terang, dapat berwarna kuning atau oranye. Dalam siklus hidupnya, terdapat fase dimana Myxomycota menghasilkan sel amoeboid (sel – sel yang dapat hidup bebas) yang disebut Plasmodium. Nah, plasmodium ini dapat tumbuh hingga ukurannya mencapai satuan sentimeter (cm), walaupun demikian, kelompok ini kebanyakan tetaplah merupakan organisme uniseluler, ukurannya yang besar terbentuk karena struktur membran dan inti sel yang banyak.
MYXOMYCOTA  (JAMUR LENDIR PLASMODIUM)
Habitat dari jamur lendir merupakan daerah yang lembab, seperti hutan, kayu lapuk, sampah basah, dll. Makanan dari jamur lendir dapat berupa bakteri, spora, hama, atau komponen organik lainnya. Plasmodium menelan partikel makanan dan mencernanya melalui proses fagositosis. Ketika makanan kurang, maka sel-sel amoeboid yang kelaparan akan bergabung membentuk massa yang menyerupai lendir. Kemudian mereka akan pindah ke lingkungan yang kaya akan makanan, pergerakan dilakukan dengan kontraksi dari masing-masing sel. Apabila lingkungan sudah kering dan tidak ada makanan yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi dan kembali masuk ke tahap reproduksi seksual dalam siklus hidupnya. Contoh anggotanya adalah lycogola sp.
SIKLUS HIDUP MYXOMYCOTA DAN ACRASUIOMYCOTA  (JAMUR LENDIR)

2. Acrasiomycota (Jamur Lendir Seluler)

Acrasiomycota merupakan jamur lendiri seluler. Berbeda dengan myxomycota yang merupakan jamur lendir plasmodium. Perbedaan dasar keduanya adalah Acrasiomycota merupakan organisme haploid (hanya memiliki satu set kromosom), hanya zigotnya saja yang bersifat diploid (memiliki dua set kromosom). Sedangkan Myxomycota menjalani hidupnya lebih dominan sebagai organisme diploid. Selain itu Acrasiomycota atau jamur lendir seluler memiliki tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan spora saat reproduksi aseksual. Acrasiomycota tidak memiliki siklus hidup berflagel. Spesies Acrasiomycota yang telah dikenali berjumlah sekitar 60 spesies.
ACRASIOMYCOTA (JAMUR LENDIR SELULER)
Filum Acrasioycota juga sering disebut sebagai jamur lendir bersekat. Dalam siklus hidupnya terdapat fase mereka hidup soliter (menyendiri) untuk mencari makanan, namun ketika makanan kurang mereka akan bergabung menjadi suatu massa dan pindah ke tempat yang memiliki banyak makanan. Ketika sangat sulit untuk mendapatkan makanan, maka mereka akan menjadi spora yang tahan dalam kondisi ekstrim. Bila spora berhasil melewati fase sulit tersebut maka ia akan tumbuh menjadi individu baru. Contoh anggotanya adalah Dictyostelium.

3. Oomycota (Jamur Air)

Sebenarnya nama jamur air untuk Oomycota kurang tepat, karena itu merupakan salah satu spesies fillum ini. “Oomycota” berasal dari kata “Oo” yang artinya telur dan “Mycota” yang artinya jamur. Sebagian besar oomycota hidup sebagai pengurai dan berperan penting di habitat perairan. Beberapa anggotanya juga hidup sebagai parasit. Reproduksi Oomycota dapat terjadi secara aseksual maupun seksual. Secara Aseksual mereka akan membentuk zoospora yang apabila jatuh pada lingkungan yang sesuai akan menjadi organisme baru. Sedangkan secara seksual dengan pertemuan gamet jantan dan gamet betina.
OOMYCOTA (JAMUR AIR)
Dinding sel Oomycota merupakan selulosa, berbeda dengan jamur sejati yang memiliki dinding sel berupa zat kitin. Beberapa kelompok oomycota yang hidup sebagai parasit merupakan patogen penyakit pada tanaman. Oomycota dapat memproduksi spora aseksual berupa zoospora dan dapat memproduksi spora seksual berupa oospora. Contoh anggota Oomycota adalah phytium sp.

A. PENGERTIAN PROTISTA MIRIP TUMBUHAN

Protista mirip tumbuhan uniseluler sering disebut juga sebagai fitoplankton, sedangkan Protista mirip tumbuhan multiselular sering disebut ...